small

Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Oktober 2013

Doa

Doa
eto kwuta

Itu perjumpaan tanpa lupa

“Kenapa kita menjangkau-Nya serupa dupa?”

Kita menangkap rupa
Beroleh sehasta hendak sedepa:
Membohongi siapa?

St. Arnoldus Janssen-Nita Pleat, 8 Oktober 2012


Sumber : kumpulankaryapuisi.blogspot.com

Rabu, 17 Juli 2013

Doa Pagi

kusimpan Tuhan dalam hati
dalam puisi semoga bisa abadi
kulafalkan doa setiap pagi
disaat embun dan mentari
masih khusuk dalam sepi

semoga saja tak ada terlewat hari
sebuah rindu dalam diri

aku ingin memelukmu pagi ini
tapi Tuhan, entah sedang pergi
atau asyik menyibukkan diri
hal itu tidak terlalu nyalang kupahami
dalam puisi ini adalah kata hati
dalam pencarian kesana-kemari

Semoga Tuhan berkenan di hari
menerima persembahan puisi
di saat embun dan mentari
masih khusuk dalam sepi 

Ferdinaen Saragih (2011: Bandung).

Sabtu, 15 Januari 2011

doaku untuk cinta

Perasaanku sudah tak mau bicara
Bukan bosan melainkan habis kata-kata
Sudah terlalu banyak ia bercerita
Tentang sesuatu yang dinamakan cinta

Apakah salah jika aku mendamba?
Seseorang yang bersemayam di hati sejak lama
Sungguh perkara sulit untuk melupakannya
Dan aku pun enggan untuk melupakannya

Namun sungguh tak ingin habis waktuku karenanya
Mendamba, mendamba, dan teruuus mendamba
Padahal persoalan hidup bukan hanya untuk cinta
Cinta hanya bagian kecil tuk raih ketenangan jiwa

Berapa lamakah kita hidup di dunia?
Sehingga seseorang rela gadaikan hidupnya hanya untuk cinta
Tak adakah sesuatu yang lebih berharga darinya?
Aku memang sedang terbuai cinta

Ku kira mudah untuk melupakannya
Ternyata hati ini semakin cenderung kepadanya
Sedang aku tak tahu apa-apa tentang esok dan lusa
Akankah cinta ini bersemi indah atau sebaliknya?

Aku pergi tinggalkan negeri tercinta
Untuk menggapai cita-cita
Sungguh aku ingin jauh darinya
Bukan karena benci terhadapnya

Melainkan terlalu mengharap dan mendambakannya
Membuat jarak mungkin akan memnbuat kami terjaga
Dari saling tatap yang menghimpit jiwa
Dari jalan berdua yang disengaja atau tak disengaja

Yaa Allah yang telah anugerahkan rasa cinta
Sungguh aku telah berani bicara seenaknya
Tapi inilah aku yang tak mampu membendung kata
Bila ia telah lepas dari rantai hati yang membelenggunya

Ampunilah diriku atas segala dosa
Kabulkanlah harapan dan doa kami bila itu baik di akherat dan di dunia

Note:
puisi ini aku tulis sebelum meninggalkannya, ia tersimpan di blog ku, dan tak pernah diketahuinya. kalau aku depertemukan dengannya suatu saat, maka puisi ini akan menjadi hadiah terindah untuknya, namun bila sebaliknya, maka puisi ini hanya akan menjadi lebaran kertas yang berada di tempat sampah, tak pantas lagi.



by: "backtoquran"