gambar: facebook.com |
Cintaku Tak Ingat Pulang
Tak ada lagi yang mengetuk pintu. Tak usah kau tunggu, menanti. Sementara aku bukan sekadar terlambat pulang, tapi lupa jalanan yang biasa dilalui denganmu, yang menderu itu. Resahku begitu tersesat namun sahaja cinta yakin kemana menuju. Tau yang kumau.
Ia hanya tak ingin pulang kerumah dimana kau menunggu gelisah.
Jakarta, 25 February 2011
@mentarimeida
Tamat
Ketika kita tinggal memori,
tak perlu ada lagi penantian tak berbatas waktu yang kau tunggu meski kau bisa, selain ajal. Pintu kututup rapat sudah. Mengintip pun angin tak kuasa. Pengap memang. Tapi hati yang lama terpenjara bernafas lega, akhirnya tak risau dikerubung gema pertanyaan yang tak pernah berujung pada jawab. Lagu mana yang harus diputar, mengantarkan engkau pulang. Aku tak pernah diajarkan, mungkin seharusnya menjadi kebiasaan masa depan, menyiapkan kata perpisahan atau surat untuk dikirimkan. Tak kubuat juga puisi mengiris hati. Sudah cukup semua. Bahkan kita tak perlu kata pengantar. Tamat.
Bekasi, 19 Februari 2011
@mentarimeida
Tamu
ada yang datang (lagi)
mengetuk pintu
menerbitkan riak di perutku
ini rindu
ada yang hadir
di ruang tamu
dalam hatiku
kamu.
Bekasi, 12 Februari 2011
@mentarimeida
Tidak Lelahkah Kau
: Shanti Hapsari
telah kutanyakan padamu
tidak lelahkah kau
menjadi pokok berbunga
yang setia mematung saja
di tepi jalan sepi itu
menanti pengembara yang berjalan
setiap hari di sana
tanpa memandang kembangmu
karena ia lurus saja mencari
matahari yang jelas bersinar
sementara ranting-rantingmu
serupa jari-jari berdoa
meski sudah kau palangi gerbangmu
dan pintumu pun kau kunci
ia menyelinap kedalam mimpimu
lewat lubang galian pencuri*
tidakkah baiknya kau
mempusarai saja mimpi
lalu tetap terjaga
letihlah, sayang,
menjadi rumput yang diam-diam
memandangi punggung langit
cari saja embun
yang membasuh tiap lukamu
setia hingga pagi
atau serangga yang senang hinggap
membuatmu tertawa hingga petang
pada saat mentari terbenam, awan berarak bagai bendera
aku pun mulai merenung:
apa pula makna mencintai seseorang yang di luar raih tanganku ini**
Bekasi, 22 Januari 2011
@mentarimeida
Rendevous - Cintamu di Jogjakarta
Barangkali aku bayi yang baru lahir dari rahim dunia
Masih buta, masih meraba
Jadi, jangan kau tanya tentang cinta
Cintamu yang abadi di Jogjakarta,
Telah tiada
Ini Jakarta!
Jangan kau harap bayang-bayangnya menjelma padaku
Besok pagi ketika mataku menatap cahaya,
lalu kau bilang cinta selamanya
Pertemuan kita sederhana, tiba-tiba
Aku masih mengais mencari susu di payudara ibuku
Bukan kupu-kupu yang rekah dari kepompongnya
Lalu terbang sendiri, tergesa
Mataku baru hendak menatap dunia
Masih hendak berkelana
Jangan kau tawarkan cinta
Membelenggu kakiku yang bahkan baru hendak merangkak
Mengapa kau tak kembali saja
Ke makamnya, mencari jasadnya
Mungkin esok senja mampu kau temukan jiwanya
Yang mencintaimu segenap raga
Pertemuan kita biasa saja
Tidak ada gejala yang mampu menimbulkan cinta
Pulanglah...
Malam sudah tiba
Ini Jakarta
Aku masih ingin terlelap dalam hangat
dekapan dada ibuku
15 Maret 2009
@mentarimeida
Sumber: perempuanbulanmei.blogspot.com
Tak ada lagi yang mengetuk pintu. Tak usah kau tunggu, menanti. Sementara aku bukan sekadar terlambat pulang, tapi lupa jalanan yang biasa dilalui denganmu, yang menderu itu. Resahku begitu tersesat namun sahaja cinta yakin kemana menuju. Tau yang kumau.
Ia hanya tak ingin pulang kerumah dimana kau menunggu gelisah.
Jakarta, 25 February 2011
@mentarimeida
Tamat
Ketika kita tinggal memori,
tak perlu ada lagi penantian tak berbatas waktu yang kau tunggu meski kau bisa, selain ajal. Pintu kututup rapat sudah. Mengintip pun angin tak kuasa. Pengap memang. Tapi hati yang lama terpenjara bernafas lega, akhirnya tak risau dikerubung gema pertanyaan yang tak pernah berujung pada jawab. Lagu mana yang harus diputar, mengantarkan engkau pulang. Aku tak pernah diajarkan, mungkin seharusnya menjadi kebiasaan masa depan, menyiapkan kata perpisahan atau surat untuk dikirimkan. Tak kubuat juga puisi mengiris hati. Sudah cukup semua. Bahkan kita tak perlu kata pengantar. Tamat.
Bekasi, 19 Februari 2011
@mentarimeida
Tamu
ada yang datang (lagi)
mengetuk pintu
menerbitkan riak di perutku
ini rindu
ada yang hadir
di ruang tamu
dalam hatiku
kamu.
Bekasi, 12 Februari 2011
@mentarimeida
Tidak Lelahkah Kau
: Shanti Hapsari
telah kutanyakan padamu
tidak lelahkah kau
menjadi pokok berbunga
yang setia mematung saja
di tepi jalan sepi itu
menanti pengembara yang berjalan
setiap hari di sana
tanpa memandang kembangmu
karena ia lurus saja mencari
matahari yang jelas bersinar
sementara ranting-rantingmu
serupa jari-jari berdoa
meski sudah kau palangi gerbangmu
dan pintumu pun kau kunci
ia menyelinap kedalam mimpimu
lewat lubang galian pencuri*
tidakkah baiknya kau
mempusarai saja mimpi
lalu tetap terjaga
letihlah, sayang,
menjadi rumput yang diam-diam
memandangi punggung langit
cari saja embun
yang membasuh tiap lukamu
setia hingga pagi
atau serangga yang senang hinggap
membuatmu tertawa hingga petang
pada saat mentari terbenam, awan berarak bagai bendera
aku pun mulai merenung:
apa pula makna mencintai seseorang yang di luar raih tanganku ini**
Bekasi, 22 Januari 2011
@mentarimeida
Rendevous - Cintamu di Jogjakarta
Barangkali aku bayi yang baru lahir dari rahim dunia
Masih buta, masih meraba
Jadi, jangan kau tanya tentang cinta
Cintamu yang abadi di Jogjakarta,
Telah tiada
Ini Jakarta!
Jangan kau harap bayang-bayangnya menjelma padaku
Besok pagi ketika mataku menatap cahaya,
lalu kau bilang cinta selamanya
Pertemuan kita sederhana, tiba-tiba
Aku masih mengais mencari susu di payudara ibuku
Bukan kupu-kupu yang rekah dari kepompongnya
Lalu terbang sendiri, tergesa
Mataku baru hendak menatap dunia
Masih hendak berkelana
Jangan kau tawarkan cinta
Membelenggu kakiku yang bahkan baru hendak merangkak
Mengapa kau tak kembali saja
Ke makamnya, mencari jasadnya
Mungkin esok senja mampu kau temukan jiwanya
Yang mencintaimu segenap raga
Pertemuan kita biasa saja
Tidak ada gejala yang mampu menimbulkan cinta
Pulanglah...
Malam sudah tiba
Ini Jakarta
Aku masih ingin terlelap dalam hangat
dekapan dada ibuku
15 Maret 2009
@mentarimeida
Sumber: perempuanbulanmei.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar